Jumat, 21 November 2014

ABU HURAIRAH

(repost dari anapangesti.blogspot.com 17 September 2013) 

Catatan singkat saat kajian rutin di masjid Nurul Huda UNS atau biasa di singkat dengan KANTIN, pada hari rabu, 4 September 2013

Bersama Ustad Bima

Sesuai judulnya, pada KANTIN kali ini membahas Abu Hurairoh. Pasti sudah tidak asing lagi dengan nama Abu Hurairah. Beliau paling banyak meriwayatkan Hadist. Sebelum mengenal lebih jauh tentang Beliau, alangkah baiknya tau dulu arti nama Abu Hurairah.

Abu artinya bapak sedangkan Hurairah artinya kucing. Jadi Abu Hurairah artinya bapak kucing.
Nama aslinya sebelum beliau masuk Islam adalah Abu Syams. Namun setelah masuk islam beliau mendapat julukan Abu Hurairah, karena beliau sangat sayang sekali dengan kucing.

Abu Hurairah mempunyai bakat alami yang hanya dimiliki oleh orang-orang tertentu saja yaitu kemampuan menghafal yang sangat kuat. Beliau juga memiliki sifat pendengar yang baik. Bakat menghafal yang kuat  dan sifat pendengar keduanya sebab akibat. Kita dapat mengambil point dari penjelasan tadi, bahwa penghafal yang kuat bermula dari pendengar yang baik. Pendengar yag baik juga akan melahirkan pembicara yang baik.

Pada tahun ke-7 H, Abu Hurairah menyatakan dua kalimah syahadat dan saat itu juga Abu Hurairah dinyatakan telah masuk Islam. Setelah masuk Islam, beliau mengalami perubahan Revolusioner. Beliau sadar bahwa Abu Hurairah masuk Islam belakangan dibandingkan dengan sahabat-sahabat Rasululloh yang sudah masuk Islam jauh sebelum Abu Hurairah Masuk Islam. Untuk mengejar ketertinggalannya, beliau membersamai Rasululloh. Hampir sebagian besar waktunya bersama Rasululloh. Beliau hanya berpisah dengan Rasululloh saat tidur saja, selain itu waktunya untuk membersamai Rasululloh. Kurang lebih selama empat tahun Abu Hurairah bersama Rasululloh. Didukung bakat hafalannya yang kuat menjadikan Abu Hurairah paling banyak meriwayatkan hadist karena waktunya sebagian besar membersamai Rasululloh.

Selain meriwayatkan hadis paling banyak, beliau juga seorang ahli ibadah sejati, beliau selalu melakukan qiyamullail sepanjang malam, seorang mujahid yang tidak pernah absen perang pada saat itu.

Di akhir hidupnya, beliau sakit. Ketika sakit itu beliau berdoa kepada Allah, " ya Allah sesungguhnya hamba sudah sangat rindu bertemu denganMU, semoga Engkau juga rindu dengan hambaMU ini"

Subhanalloh,..banyak teladan yang dapat kita teladani, seorang ibadah sejati yang tidak pernah meninggalkan solat malam, seorang mujahid yang tidak pernah absen perang. Kita dapat mencontoh dengan mengamalkan amalan-amalan yaumi, terutama yang wajib-wajib dulu, solat lima waktunya tidak bolong-bolong, setelah itu ditambah solat sunnah dan seterusnya secara bertahap dan istiqomah dalam menjalaninya.

Semoga dapat memberi motivasi dan inspirasi bagi pembaca dan semoga catatan singkat ini dapat bermanfaat.

by: Ana Pangesti

Tidak ada komentar:

Posting Komentar