Kadang aku masih belum menyadari dan
belum siap menjadi cermin bagi orang lain. Menjadi murobbi adalah sebuah
amanah yang mulia dan itu tidak mudah. Tidak hanya sekedar setatus,
hanya memberi pengetahuan dan contoh saja. Bukan itu yang diharapkan
seorang murobbi dapat menjadi contoh pada adek-adek murobbinya.
Bagaimana aku bisa menjadi kaca yang bersih, yang bisa dipakai untuk bercermin?
Aku
sedih, saat aku belum bisa mempengaruhi hal yang baik. Memang untuk
membimbing butuh waktu untuk proses. Tak semudah membalikan telapak
tangan, tak semudah mengeluarkan kata-kata.
Cermin
yang bersih mampu memantulkan obyek secara sempurna. Apabila obyek
terdapat sedikit saja goresan akan terlihat pada cermin yang bersih.
(repost dari anapangesti.blogspot.com, 25 Desember 2013 )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar